Pekanbaru-Australia
Perjalanan Melbourne
Satu, 090814
Jelang pendaratan di Bandar Udara Melbourne |
Awalnya
kuputuskan berangkat dengan taksi bersama Ay, tapi Ahlul datang ikut mengantar,
jadilah kami berangkat dengan dua buah sepeda motor. Cuaca cerah tiba-tiba
mendung, hujan turun tiba-tiba tepat di Simpang Pasar Pagi Arengka Pekanbaru.
Kami berteduh di rumah makan. Hujan mulai berhenti, hanya rintik kecil kami
lanjutkan perjalanan menuju bandara. Selang 300 meter komplek perumahan AURI,
tak sedikitpun hujan menetes.
“Argh aneh
sangat cuaca Pekanbaru, mungkin hujan buatan!.”
Tadi malam
kami menunggu tepatnya sembilan bulan hari pernikahan kami.
“Ay ga
kangen, kalau cha pergi.”
“ Ih Cha sok
tahu, Cha yang ga kangen.”
Kami memang
selalu bercanda, berkelahi, bercanda lagi, usil-usilan setiap hari di rumah. Ini
malam terakhir hingga empat minggu ke depan sebelum kami bertemu lagi. Ay memberikan
wejangan jangan ini dan itu.
“Pokoknya Cha
harus fokus.” Itu yang di wanti-wantinya.
***
Dibaris
kelima ekonomi class, Garuda Indonesia (GA199) tepatnya di kursi 26 K.
“Lagi-lagi
semua angka yang kusuka mulai dari 8, 26 argh love it.”
Take off
pukul 18:40. Keberangkatan ini tidak nyaman bagiku, perut melilit akibat
kedatangan bulan dihari pertama. Kepala jadi pusing tujuh keliling, animea. Perjalanan
masih panjang, teman-teman perserta APJC sebagian sudah menunggu di Jakarta.
“Semangat,
ganbate, yeay.”Nyemangatin diri sendiri.
Selang waktu tiba
di Jakarta dan harus kembali berangkat Melbourne sangat sempit. Pukul 20:45, dan aku harus check in kembali,
imigrasi, pesawat menuju Melbourne pukul 22:35. Aku bergegas menuju penerbangan
internasional. Untungnya bagasiku bisa langsung ditransfer ke penerbangan
Melbourne.
Ini kali
pertama penerbangan luar negeriku untuk jarak yang cukup jauh. Check
in--Imigrasi—ruang tunggu siap untuk berangkat.
Di ruang tunggu
E4 aku bertemu Mbak Moniq, Mbak Naomi, Lutfi, dan Mas Firman. Kami berkenalan, sebelumnya
hanya bersua di Whats App saja. Sekitar
15 menit menunggu kami telah dipanggil untuk segera menaiki pesawat.
Seat 38 K,
masih dengan penerbangan Garuda Indonesia (GA 716). Aku duduk di dekat jendela.
“Tanah airku, tidak kulupakan, kan terkenang
selama hidupku,” alunan musik lagu kebangsaan ini mengiringi keberangkatan.
“Gila aje ga
mungkin lupa keles. Tapi bawaannya jadi sedih gitu. Ingat mama yang akan dirawat
di Rumah, Sakit Senin depan arghh.”
Miring kanan-kiri, berbagai jenis posisi ku lakoni demi mencari posisi wenak alias PW. Memang sangat mengganggu jika datang bulan saat melakukan perjalanan, meski sudah meminum dua botol kiranti. Alhasil tertidur sebentar, dan tak bisa tidur lagi.
Hanya sekitar 3,5 jam penumpang sudah dibangunkan untuk sarapanoleh awak kabin. Siapa yang mau makan jam ngantuk begini, helloww..
Sarapan pagi di Garuda Indonesia |
***
Eng, ing,
eng. Tiba di Bandara Melbourne, sebelumnya kita harus mengisi form kedatangan,
dna berhadapan dengan imigrasi. Dari cerita yang kudengar, rada seram nih
imigrasi, antrian panjang. Terlihat banyak yang ditanya-tanya, bahkan Mbak
Naomi lumayan lama diintrogasi kali yah bahasanya. Rombongan cowok-cowok mulai
risau.
Peserta APJC kalau sudah nemu wifi gratis |
Ting, ting,
ting. Ideku muncul. Kita satuin aja kali ya, kita kan serombongan.
“Ingat
abang-abang semua, senyum,”pesanku.
Menghadapi
imigrasi sebenarnya tak seseram yang dibayangkan dan cerita-cerita orang.
Mungkin juga ada unsur lucky, kali yah. Tanpa banyak di tanya kami lolos saja.
Jangan lupa
untuk ambil bagasi. Dan kita akan di periksa lagi di tahap akhir. Dan lagi-lagi
aku lolos tanpa banyak ditanya. Tak ada diperiksa barang bawaan sama sekali
meski aku membawa obat-obatan.
Dan anehnya
ga tahu salah dimana, Mbak Naomi kembali harus diperiksa lebih lanjut.
Tapi jangan
pada takut akan pemeriksaan Imigrasi. Menurutku pede aja, keep smile aja, dan
jujur apa yang ditanya. Di form kedatangan aku menulis bahwa aku membawa
obat-obatan pribadi. Lebih baik jujur
daripada diperiksa ternyata ada barang yang maybe declare or declare (saat pemeriksaan imigrasi tidak boleh difoto)Pohon-pohon meranggas akibat musim dingin |
Taman-taman di Melbourne (diambil dari atas bus) |
No comments:
Post a Comment