Monday, June 9, 2014

Traveling: Pekanbaru-Bandung- Kawah Putih




Yang paling menyenangkan sepanjang jalan cuacanya dingiin, adem, sejuk, segar, ijo, pengen tidur zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Bandung memiliki kenangan tersendiri bagi hubungan kami. Sejak pacaran tahun 2005, ini adalah kota yang pertama kami tuju untuk berwisata. Biasanya kami melakukan perjalanan nyambi, hehehe. Nyambi saat ada pertemuan kegiatan keluar kota, dari organisasi yang kami ikuti di kampus. Pacaran dengan teman sekelas, satu organisasi baik dikampus dan luar kampus. Tiap hari bareng.
“Apa ga bosan?” tanya teman-teman.
Ga tahu kami tak pernah bosan tuk selalu bersama, walau tiap menit berantem.
Kali ini karena ada urusan, kami kembali nyambi jalan-jalan. Ini sudah keempat kali kami jalan bersama di Kota Kembang ini. Tapi ini pertama kali jalan sebagai suami-istri.
Perjalanan Pekanbaru-Jakarta-Bandung, boleh memilih menggunakan pesawat yang biasanya promo murah Pekanbaru-Bandung by Air Asia. Kalau tidak ada promo lebih baik menggunakan travel atau kereta api.
Kami sering menggunakan kereta api, dari Sokarno Hatta menggunakan Damri menuju stasiun Gambir lalu nyambung kereta api Sancaka, sekitar 90ribuan perorang, pokoknya ga nyampe seratus deh. Bisa juga menggunakan travel, seperti Cipaganti, X trans, dan banyak yang lainnya harganya 110ribu/orang. Kali ini kami menggunakan travel X-trans. Di bandung dia akan berhenti di Cihampelas, sekitar 100 meter dari Ci-walk.
Nyampe di Bandung mau kemana aja???.
1.      Hotel
Sampai di Bandung kami disambut Dadi sepupu Ay yang super baik. Dia berhajat menghantarkan kami ke hotel sekitaran Dago, yang kebetulan dekat kosnya. Berhubung kami perginya Sabtu, hellow this is weekend day... Hotel full booking. Nanya di Patra Jasa, banyak deh yang di tanyain semuanya full.
Jadilah kami mencari hotel di seputaran Lengkong. Aku sih udah nyaranin nginep di Cihampelas saja. Tapi kata Dadi Udah sering disitukan coba tempat lain. Deal jadilah kami nginap di hotel (aku lupa namanya). Ga recomended banget, meski banyak foto artis yang nempel tanda tangan recomended tuk tu Hotel. Jadi lebih baik nginap di Cihampelas, Amaris Hotel, Cihampelas hotel harganya 350-700ribuan/malam.
Kalau punya dana lebih enaknya di Padma Hotel sekitar 2,5 juta permalam, atau Trans luxury hotel Bandung yang jauh lebih melangit harganya. Note yah harga weekend n hari biasa beda loh. Kalau datangnya weekend lebih baik pesan dulu deh kamarnya..
2.      Belanja
Shopping it’s must be. Maklum perempuan, hahaha. Kalau mau ke Mall banyak sih yang bisa didatangi. Tapi kan Mall  di setiap kota isinya hampir sama. Jadi lebih baik shopping ke pasar tradisional. Dan Pasar Baru adalah tempat perburuan yang asyik.
Kalau mau kesana dan kita ga bawa kendaraan caranya cukup gampang kok. Cukup tanya saja warga sekitar menggunakan oplet, kalau mau naik taksi bisa juga, tapi berhubung sering macet lebih baik naik angkot, jadi hemat ongkos.
Di setiap lantai beda dagangan, ada yang khusus bahan, baju, tas, macam-macam deh. Tinggal tawar abis. Disana banyak juga turis Malaysia dan Singapura. Jadi terkadang bisa ditawari dengan harga ringgit.
Hehehe jadi ga usah heran kalau kita dianggap orang malaysia. Diriku aja yang beraroma Batak tersiram Riau, dianggap orang malaysia terus selama Di Bandung. Malaysia mananya coba, ngomong logat Medannya masih ada. Hahaha.
Harga barang, mulai dari bahan, pakaian semuanya berbeda dua sampai tiga kali lipat dibanding harga Pekanbaru loh. So tawar serendah-rendahnya.
Tips belanja: selalu menawar harga setengah kecuali yang harga pas yah, kalau mau belanja lebih baik belanja di toko grosiran dibanding dengan yang jualan di selasar, harganya beda jauh. 
   Oleh-oleh
Kalau beli oleh-oleh harus extra hait-hati. Apalagi di Cihampelas. Banyak pedagang yang menawarkan mochi strawberry, jangan pernah beli. Karena isi mochi terkadang kosong, bahkan satu kotak kadang isinga sebuah. Strawberry yang dijual di lapisan bawah dijamin busuk semua. Banyak pedagang nakal, so be carefull guys. Lebih aman berbelanja di pusat penjualan oleh-oleh.
3.      Braga Culinary Nite (BCN)

Gerbang memasuki Braga Culinary Night


Ga tahu sejak kapan, kalau ga salah setahun belakangan, di sekitaran Braga tiap dua minggu sekali diadakan Braga Culinary Nite setiap malam mingguan. Jadi ga ada salahnya moment ke Bandung di tepatin saat BCN. Lumayan seru pameran makannannya. Ada cireng, makanan-makanan khas bandung yang kita bisa santap disana plus menikmati alunan musik band lokal, dan banyak pertunjukan menarik kayak hantu-hantu Braga yang diperanin remaja-remaja berpakaian hantu plus dandanannya. Lumayan seram sih.

Keren sih BCN yang diadain Pemkot Bandung, Cuma dari segi makanan, makanan daerah masih kurang banyak. Jajanan yang banyak malah sosis-sosis dengan beraneka rasa. Tapi kita juga bisa menikmati cafe di sepanjang jalan Braga di lokasi diadainnya BCN.



 Ciwidey



Perjalanan  Menuju Ciwidey Hijau dan Rimbun
Kali ini Ay pengen ngajak aku melihat alamnya Bandung. Awalnya kami akan ke Tangkuban Parahu yang jaraknya sekitar satu jam dari Bandung. Tapi urung karena dia putuskan ke Kawah Putih saja.
Meminjam motor sepupunya Leni, kami ngebolang berdua. Kita gunain GPS, Google Map. “Cha pegang tabnya yah, ikutin aja alurnya,” tegasnya.
Berulang kali keluar jalur karena tak bisa membaca peta, aku pun kena semprot. Setiap perhentian kami bertanya ke penduduk lokal. “Sejam dua jam, tiga jam empat jam,” semua jawaban tak pasti.
Hingga tiga jam lebih kami tak kunjung sampai, kami melewat jalan Banjaran-Soreang menuju arah Selatan yaitu Ciwidey.
Di jalan kami singgah di restoran. Jangan takut meski restoran terlihat mahal semua terjangkau untuk kantong orang Sumatera, menurutku sih. Bayangin aja kami makan di Saung menuju Ciwidey dengan menu: ikan mas sambel ijo, karedok, nasi liwet, ayam bakar, otak-otak, minum kelapa muda, harganya hanya seratus lebih. Kalau makan makanan serupa di Pekanbaru bisa sampai 300-400ribuan. Bandung itu muraaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!!!.
Menjelang ciwidey sekitar 1-2km akan banya dijumpai kebun strawberry, kita bisa singgah memetik dan membeli harganya 50ribuan/kg. Dan banyak snack hasil olahan strawberry berupa dodol, manisan, selai yang bisa dibeli.
Yang paling menyenangkan sepanjang jalan cuacanya dingiin, adem, sejuk, segar, ijo, pengen tidur zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz..
Ciwidey time’s
Sampai disana, kita harus membeli tiket harganya 28ribuan/orang. Kalau naik mobil anda dikenakan 150ribu atau bisa memilih dengan naik ontang-anting seharga 28ribu. Dari tempat pembelian tiket menuju kawah putih jaraknya 5km mendaki. Pemandangan kiri kanan pohon pinus dan diselanya ditanami kopi.


Kebun Strawberry di Ciwidey
Menuju Kawah Putih kita harus menuruni sekitar 80an anak tangga. And worth it banget. Putih bercampur hijaunya air, dan bau belerang menyengat hidung. Disana aku melihat pasangan yang sedang melakukan pre wedding. Banyak juga tukang foto yang langsung jadi, yang bisa dibayar jika tidak membawa kamera. Tak perlu beralama-lama menurutku, cukup menikmati pemandangan sekitar satu jam. Karena disana tak tersedia tempat untuk beristirahat, seperti tempat duduk atau tikar.

Ay di Kebun Srawberryt
Satu hal yang membuat aku kagum, andai saja Danau toba dikelola seperti ini, pasti akan sangat bagus. Tak ada sampah, tak ada pedagang mengganggu di sekitar kawah karena semua pedagang ada di terminal awal ontang-anting. Biaya masuk digunakan untuk mengolah kawah. Mudah-mudahan didengar Bupati setempat, hehehe.


Strawberry hasil petikan




Kebun Strawberry


Oleh oleh di Kebun strawberry





Awalnya kami berencana menginap di Ciwidey, tapi karena hari Senin ada yang harus diurus di Bandung, kami putuskan kembali ke Bandung. Dan saat kembali menuju Bandung, setelah perdebatan keras Ay memaksa untuk balik menggunakan jalan pergi, dan aku memaksa untuk mencoba jalur alternatif Koppo yang disarankan penduduk lokal. Hasilnya ga sampai 2 jam kami sudah sampai di Bandung. Oh God, itulah akibat terlalu percaya gadget. Kesaaaaaaalllll.
So mari mencoba dan bertualang!.
Mei, 2014.







4

No comments:

Post a Comment