Monday, August 18, 2014

Taman Di Melbourne Australia


(Botanical Garden Melbourne, Australia)


“Kwak-kwak-kwak” bunyi Burung Gagak terbang di taman depan apartemen Quest Finlay, Melbourne, Australia. Pagi begitu dingin tujuh derajat celcius. Jam masih menunjukkan pukul 08:00 (11/08) sebelum berangkat ke APJC, kami menyempatkan melihat-lihat taman. 
Begitu rapi, dan teratur. Tak tampak lagi dedaunan di pohon, hanya tinggal dahan dan batang yang ada berwarna abu-abu. Masih sepi dan tak ada yang duduk di taman. Perhatianku tertuju bagaimana, taman ini begitu teratur. Melbourne tahun lalu menurut The Economist merupakan salah satu kota yang paling layak di tinggali. Dan kota yang memiliki paling banyak taman di Australia. 
Di setiap pohon yang tumbuh dibentuk persegi, di atas tanahnya, dikelilingi dengan papan kayu lalu dibubuhi serbuk kayu pula. Itu dilakukan di semua pohon yang ada disana. Jalan yang diaspal ditengah taman juga di kiri kanannya dibatasi papan kayu. Lalu rumput terhampar, disertai tempat duduk besi yang disediakan bagi pengunjung taman. “Amazing” ujarku dalam hati. Dan tempat sampah ada di setiap ujung taman. Tak pernah kutemui di Indonesia. 



 Finlay Garden

Finlay Garden
Sepulang dari kelas APJC di Amess Street, kami menggunakan bus. Bus berhenti tepat di sebelah Carlton Garden. Berjarak dua atau tiga blok dari apartemen. Hal yang sama kutemui, taman tertata apik dan teratur.
Kali ini lebih terkejut lagi. Karena di taman juga bisa dijumpai tempat bermain anak. Jungkat jungkit, ayunan, tempat bersembunyi, anak-anak bebas bermain disana, semua permainan lumayan komplit. Hari itu masih sore, banyak warga yang beraktifitas disana. Berlari, bermain, sekedar duduk santai, dan berjalan-jalan.
Ku coba mendekati taman bermain anak. Saat ku injak, ternyata semen yang berada diatas taman bermain itu empuk seperti matras. Ku coba melompat-lompat, seru sekali seperti melompat diatas spring bed. Ia didesain begitu baik, agar anak-anak yang bermain dan kadangkala terjatuh tidak terluka.
“Kapan yah ini ada di Indonesia?”. 
Aku ingat, saat aku kecil tinggal di Asrama Polisi, Pematang Siantar,Sumatera Utara. kami hanya bisa bermain di lapangan sepak bola, volly dan bulu tangkis. Sementara taman bermain yang ada di TK Bhayangkari di komplek di kunci rapat oleh penjaganya. Sesekali kami membandel mencuri masuk, dari lubang pagar yang mulai rusak. Dan esok harinya pasti lubang itu sudah di tutup.

Carlton Garden

Carlton Garden

Carlton Garden

Carlton Garden

Carlton Garden


Dua taman ku jumpai hal yang sama, di Negeri Kanguru ini. Ternyata semua taman sepertinya diperlakukan dengan sangat baik. Pulang dari tur tambang emas di Balarat. Kami sempat singgah di Botanical Garden, jaraknya 45 km dari Melbourne. “Berbagai jenis tumbuhan hidup disini, dari berbagai negara dan benua. Inggris, Amerika, Australia,” ujar Malcolm Keneddy (Dosen Monash University, Australia).
Botanical Garden

Botanical Garden

Botanical Garden

Botanical Garden

Disini aku bisa menyaksikan pohon yang begitu besar, hingga tak bisa kupeluk, dibiarkan tumbuh bahkan umurnya hingga ribuan tahun. Luar biasa sekali, mulai pinus yang besar, dan banyak pohon yang tak kukenali. Semuanya tinggi dan besar. Disana juga mengalir sungai yang diatasnya banyak bebek berenang.
Namun sayang, kami tiba disana saat hujan. Sangat dingin sekali , tangan membeku karena tidak pakai sarung tangan. Semua taman di Mebourne begitu apik, teratur, dan seluruh detailnya diperhatikan. Berharap Indonesia juga memilikinya. 


Saturday, August 9, 2014


Pekanbaru-Australia

Perjalanan Melbourne
Satu, 090814

Jelang pendaratan di Bandar Udara Melbourne
Awalnya kuputuskan berangkat dengan taksi bersama Ay, tapi Ahlul datang ikut mengantar, jadilah kami berangkat dengan dua buah sepeda motor. Cuaca cerah tiba-tiba mendung, hujan turun tiba-tiba tepat di Simpang Pasar Pagi Arengka Pekanbaru. Kami berteduh di rumah makan. Hujan mulai berhenti, hanya rintik kecil kami lanjutkan perjalanan menuju bandara. Selang 300 meter komplek perumahan AURI, tak sedikitpun hujan menetes.