Setelah temu
kangen jurnalisme sastrawi Sumatera di Medan awal September 2012 lalu, ide liburan pun muncul. Satu
waktu dikejar waktu tuk kembali ke Pekanbaru (Riau), namun kalau ga singgah ke
rumah rasanya ga afdol. Herman Yanuar pengen banget juga tuh kerumah. Aku dan
Lovina Soenmi pengen liburan ke bukit Lawang, namun waktu tak memungkinkan.
“Jadi gimana
woy?” tanyaku
“Yaya belum
pernah ke Danau Toba do,” ujar Yaya
“Bosanlah ya
Danau Toba tu, awak baru dari sana mo kesane lagi” sanggah Herman
“Aku sih
terserah,” timpal Lovina seperti biasanya.
Setelah
menimbang, dan akhirnya memutuskan dengan travel kami berangkat dari Medan
menuju Pematang Siantar jam sebelas
malam dan sampai jam dua pagi. Seharusnya kami
berangkat menuju Danau Toba itu di saat matahari terbit, namun apa daya karena
lelah tak ada satupun yang ingat akan subuh. Jadilah terbangun di jam sepuluh
pagi.
***
Aku pun bingung harus naik apa kesana.
Masalahnya tak ada satu pun diantara kami yang bisa bawa mobil. Hadehhh parah
gilaa. Naik angkot. Aku ga pernah naik kendaraan umum perjalanan jauh, jadi tak
tahu harus naik apa, dimana, bus atau angkot apa. Ahaaaaa naik motor solusi
terbaik, tapi motor dirumah cuma dua buah. Untunglah ada sepupuku Sri Mahrini,
atau yang biasa dipanggil Rini, Ijah, Oppung yang lagi ga kuliah.
Jadilah kami
berangkat berenam dengan sepeda motor Yamaha. Rini dan Yaya dengan Jupiter MX
punya Rini, Lovina eh Amoy aja deh biasa dipanggil Amoy juga, Amoy dan Herman
dengan Jupiter MX punya Yoga adek bungsuku, Aku dan Made dengan Vixion punya
Doni adik lakiku. Dan semuanya berwarna merah.
Tim merah
beraksi, perjalanan seru banget, kiri kanan emang indah sih, sejuk, dari rumah
ku menuju Danau Toba atau kerennya Toba Lake kira-kira 45 menitan. Kami
berjalan beriringan dengan santai, tapi harus hati-hati soalnya banyak banget
bus gede dan truk yang melintas. Maklum jalanan lintas Sumatera.
Dan akhirnya
sampai. Toba Lake, here we are!!. Akhirnya Yaya ke Danau Toba juga akhirnya.
Kalo aku sih dah ga keitung berapa kali, Made sekitar 5-6 kali, Amoy 3-4 kali,
Herman baru aja. Dan jadilah yaya selalu jadi bahan cemeeh (ejekan). Selamat
Menikmati ejekan Yaya!.
***
Pukul tiga sore
kami pulang melalui jalan air terjun Simarjarunjung, tak kalah indah
pemandangannya. Wuihhh dingin banget asli. Kiri kanan kebun kopi, pegunungan,
Danau Toba. Kami sengaja mengambil alternative jalur ini menuju ke kebun teh
Sidamanik. Jalannya bagus, namun mendekati Sidamanik jalan berlubang dan
sempit.
Tapi begitu
sampai waduh bagus kebun tehnya. Jadilah aksi narsis foto-foto ala tim Merah.
Ga kecewa banget jalan-jalan kali ini, meski sudah berkali-kali ga pernah ada
bosannya menikmati pemandangan ini. Semoga tetap ada. Dan konversi the ke sawit
ga jadi. Gimana nantinya daerah sesejuk itu berubah jadi panas, yang berakibat
banjir di Kota Pematang Siantar akhir-akhir ini.
Love u North
Sumatra, I’m proud off lived and was born here!.
Kebun Teh Sidamanik, Kab. Simalungun Sumatera Utara |
Yaya, Me, n Rini Toba Lake North Sumatera |
Levitation ala Yaya, Fika n Rini |
Yippy on the boat |
Happy time, with Rini, Made, Lovina, Yaya |
Akhirnya wajah Herman kelihatan juga hehehe. |
Jalan menuju Sidamanik |
Indah banget pemandangannya, menuju Sidamanik Danau Toba, kebun teh jelang sunset. |
Made dan buah minuman kesukaannya. |
the real green |
Red team |
No comments:
Post a Comment